NetizenJombang.Com – Syawir adalah metode diskusi yang membahas secara mendalam untuk memecahkan sebuah permasalahan aktual dan berdasarkan rujukan dari kitab kuning yang dilakukan di pondok pesantren.
Budaya syawir biasanya dilakukan di Pondok Pesantren (Ponpes) salaf, namun bukan berarti pesantren modern bahkan pesantren bertaraf internasional tidak melakukan budaya tersebut, seperti yang dilakukan oleh Pesantren Bertaraf Internasional (PBI) Giri Majdi Jombang. Walau mempunyai model pendidikan pesantren bertaraf internasional, budaya syawir tetap istiqomah dilakukan setiap malam.
Farid Junaidi Direktur Bidang Kepesantrenan PBI Giri Majdi menyebut, kegiatan syawir setiap malam dilakukan, baik kelas ula maupun wusto.
“Iya, syawir (diskusi) dilakukan di ruang kelas masing-masing. Didampingi dan dipandu semua asatidz,” terang Ustadz Farid sapaan akrabnya, Kamis (22/2/2024).
Dia mengatakan, untuk kelas ula pembahasannya adalah kitab Fathul Qorib, sementara untuk kelas wustho kitabnya adalah Fathul Mu’in.
“Malam dimulai pukul 21.00 WIB hingga 23.30 WIB,” lanjutnya.
Dijelaskan Ustadz Farid, selain musyawarah dan diskusi dengan obyek bahasan yang merujuk pada kitab kuning, santri juga disuruh menjelaskan pelajaran yang telah dijelaskan oleh para ustadz dan mengembangkannya melalui tanya jawab antar santri.
“Tujuannya melatih kecakapan dan keberanian santri dalam berdiskusi yang mempunyai dasar-dasar kitab kuning,” pungkasnya.(red)