Pengasuh Pesantren AIS Jombang, Sorot Petisi Guru Besar Kritik Presiden Jokowi

NetizenJombang.Com – Sejumlah Guru Besar diberbagai Kampus Negeri Indonesia mendapat sorotan dari Pengasuh Pondok Pesantren Aqobah International School (AIS) KH Ahmad Junaidi Hidayat.

Ketika ditemui sejumlah awak media saat acara Mujahadah dan Doa untuk Pemilu 2024 Indonesia Damai, KH Ahmad Junaidi menyampaikan, kami sebagai pengasuh Pondok Pesantren dan para santri memiliki pikiran yang sama, kita inginkan Pemilu ini berlangsung damai, Pemilu dapat membawa dorongan untuk menjadikan bangsa ini lebih cerdas.

“Menurut saya, sungguh tidak patut para intelektual di kampus melakukan hal – hal yang akan menimbulkan keresahan kepada masyarakat,” ujar KH Ahmad Junaidi saat di aula Pondok Pesantren AIS, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Sabtu (3/2/2024).

Menurut KH Junaidi akrab disapa menyampaikan kalau dianggap ada kecurangan, melukai terhadap demokrasi pihaknya mempersilahkan banyak saluran yang dipakai.

“ya silahkan lah kita punya banyak saluran. Kita ada DPR jika presiden dinggap melakukan penyimpangan atas undang – undang, penyimpangan atas kekuasaan,” terangnya.

KH Junaidi menyampaikan, Sungguh tidak patut mengumbar pernyataan yang membuat gelisah dikalangan  masyarakat. Bangsa ini butuh kedamaian, silahkan, kita tidak anti terhadap berbagai macam kritik dan pendapat kepada pemerintah, itu perlu.

“Tetapi tentu harus lihat situasi, ini kan sudah mendekati Pemilu. Kenapa harus sekarang berbicara hal yang sebenarnya sudah usai,” urainya.

Kalau memang ada yang gak bener, silahkan pada saluran, mereka kan orang – orang intelek, kenapa harus menciptakan suasana seperti itu.

Kami butuh damai, kita tidak bisa sekolah tanpa ada kedamaian, tanpa ada kebijakan yang bener dari masyarakat.

Disingguh ada unsur politik, KH Junaidi memastikan hal itu. “Itu pasti kalau saya melihat pasti, itu by design, tidak mungkin,” tegasnya.

Seharusnya lebih bijak, karena mereka ini orang-orang intelek, jangan terbawa oleh nafsu politik yang justru menyengsarakan masyarakat.

“Lebih baik fokus pada membangun intelektual yang berkarakter, kalau memang tidak bisa berpolitik,” tandasnya. (red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *